
BANJIR DAN LONGSOR DI KABUPATEN SIGI
SIGI – Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah bukanlah yang pertama kali terjadi. Sejak pasca gempa 2018 hingga 2019 peristiwa bencana terus terjadi dan selalu membayangi warga Sigi ketika hujan dan badai datang.
Kurun waktu satu tahun ini, ada lima Desa yang dilanda banjir dan longsor. yakni, Desa Bangga, Desa Tuva, Desa Rogo, Desa Poi dan Desa Bulapapu, Kecamatan Kulawi. bahkan desa Bulapapu ini terjadi dua kali banjir bandang pada tanggal 3 Desember 2011 dan 12 Desember 2019.
Yang terakhir adalah musibah banjir yang menimpa beberapa desa di wilayah Sigi, Desa Bolapapu yang mengakibatkan ratusan ruma hanyut, perkebunan warga ludes, infrastruktur rusak dan dua warga meninggal.
Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah, telah menurunkan bantuan penanganan darurat. Tenda, beras 500 kilogram, selimut dan perlengkapan dapur. Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan, bantuan sudah tersalur. Walau demikian pihaknya bersama Dinas Sosial Sigi tetap memantau perkembangan di pengungsian untuk menyetok kembali bantuan jika sewaktu waktu dibutuhkan.
KEMENSOS BERI SANTUNAN DUKA KORBAN MENINGGAL
Kemensos RI akan memberikan bantuan pada dua korban meninggal korban banjir bernama Yan Cristison (51) dan Rezky (8). Keduanya meninggal di dalam rumah ketika banjir yang disertai lumpur menerjang wilayah Dusun 3, Desa Bolapapu,Sigi. Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulteng, Ridwan Mumu mengatakan, ia telah diperintahkan oleh Mensos RI Juliari Peter Batubara, agar membayar santunan dua korban tersebut. Saat ini pihaknya merampungkan administrasi dua korban tersebut. Setelah rampung, santunan akan diserahkan. Besarnya Rp15 juta per orang.
DUSUN II BANGGA LENYAP
Pasca diterjang banjir bandang pada 28 April 2019 lalu Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, ratusan rumah warga terendam lumpur serta mengalami kerusakan parah. Bahkan dusun dua di Desa Bangga lenyap. Kondisi Desa Bangga hingga saat ini sudah tidak lagi berpenghuni dikarenakan seluruh warganya diintruksikan oleh Pemerintah agar segera mengosongkan Desa tersebut.
Warga tidak lagi diizinkan untuk menghuni rumah mereka kerena Desa tersebut sudah masuk wilayah zona merah rawan bencana. Hariyati salah satu warga Desa Bangga yang menjadi korban banjir bandang mengungkapkan bahwa sudah hampir satu tahun lebih dirinya tinggal di tempat pengungsian, Hanya sebagian kecil barang-barang yang berada dalam rumah yang bisa diselamatkan pasca banjir bandang tersebut.
“Kami pasrah saja, Semua kehendak Tuhan,” ujar Hariyati. Hingga saat ini sudah memasuki satu tahun lebih pascabencana warga yang terdampak sudah di tempati di hunian sementara (Huntara).Hal itu untuk mengantisipasi terjadi lagi banjir yang melanda Desa tersebut sehingga keputusan Pemerintah sudah tepat Desa itu di Kosongkan. ***
Penulis : Rahmat Dhani
Editor : Yardin Hasan