2019

KAMPUNG LERE: AWAL YANG BAIK

2762    11 December 2020

Lere adalah sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Wilayah ini terdampak cukup parah oleh bencana gempa dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018 lalu.

Mata pencaharian utama masyarakat Kampung Lere adalah sebagai nelayan. Bencana gempa dan tsunami yang terjadi sekitar enam bulan yang lalu (28/9/2018) tidak hanya menghancurkan rumah dan bangunan di radius 500 meter dari bibir pantai, namun juga perahu-perahu milik para nelayan di Kampung Lere tersebut.

“Dulu banyak perahu disini, berjajar di pinggir pantai. Juga kios-kios untuk menjual hasil-hasil tangkapan dari laut,” kata Agus (32), salah seorang nelayan. “Perahu-perahu yang masih bisa diselamatkan diperbaiki dengan bahan-bahan dari perahu- perahu yang rusak,” kata Agus. Kehidupan nelayan yang sudah turun temurun tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Menurut Agus, para nelayan di Kampung Lere sudah kembali melaut sekitar 7 bulan terakhir. “Tidak bisa terus berdiam, harus mencari nafkah untuk keluarga,” kata Agus.

Ketika disinggung tentang bantuan perahu, Syahrul (43) nelayan Lere lainnya mengatakan bahwa sempat ada bantuan sebanyak kurang lebih 30 perahu. Namun karena kualitasnya, perahu-perahu tersebut malah tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Pemberian bantuan perahu diakui beberapa kali masuk ke Kampung Lere, namun belum mencukupi kebutuhan akan perahu para nelayan yang telah kehilangan perahu mereka.

“Selain bantuan jumlahnya terbatas, penyalurannya pun kurang terkordinasi dengan baik,” kata Syahrul. “Ada yang sudah pernah menerima bantuan perahu, mendapatkan bantuan perahu lagi, padahal masih banyak yang belum menerima sama sekali,” tambah Syahrul.

Konsorsium Emergency Response Capacity Building (ERCB) yang beberapa kali mencoba untuk mengkaji kebutuhan di Kampung Lere dan juga permasalahan yang dihadapi masyarakat disana, tergerak untuk mencari solusi agar dapat memberikan bantuan di wilayah tersebut dengan tepat sasaran. Salah satu pilihan solusi adalah menemukan orang yang cukup berpengaruh di Kampung Lere, cukup disegani.

Nama Zaman muncul setelah ERCB berbincang-bincang dengan para nelayan yang sedang beraktivitas. "Dulu beliau adalah kepala desa di Kampung Lere ini," kata salah seorang nelayan. "Tegas orangnya, bisa mengatasi permasalahan pertikaian antar kampung yang dulu sering terjadi," tambahnya.

Setelah menelusuri informasi, ERCB bersama Kareba Palu Koro berhasil bertemu dengan Zaman. Setelah menyampaikan maksud dan tujuan ERCB, Zaman pun menyambut baik program yang akan dijalankan ERCB di Kampung Lere tersebut dan bersedia memfasilitasi prosesnya.

Zaman yang saat ini menjadi Kepala Seksi Pemberdayaan di Kecamatan Palu Barat menyampaikan bahwa kebutuhan akan perahu di Kampung Lere memang belum sepenuhnya terpenuhi. Demikian juga permasalahan tidak meratanya pemberian bantuan. "Ada yang mendapat lebih dari satu kali memang," kata Zaman. Oleh karenanya, ia menyambut baik program yang akan dijalankan oleh Konsorsium ERCB dan bersedia mengawal proses sedari awal hingga selesainya program. (mdk)

News Update